Kab Tasik Obormerahnews.com– Kasus penipuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) fiktif oleh oknum pegawai bank BRI unit Pasar Ciawi di Kabupaten Tasikmalaya telah menimbulkan kerugian bagi puluhan warga.
Baca juga: Buntut Dugaan Kekerasan terhadap Aktivis Perempuan, Ratusan Mahasiswa Kepung Polres Tasikmalaya Kota
Modus operandi yang digunakan adalah dengan meminjam nama warga untuk mengajukan KUR, lalu oknum pegawai bank pemerintah tersebut berhasil mencairkan dana KUR senilai Rp2 Miliar
Menurut Ketua Jaringan Aspirasi Warga Sukapura (Jawara) A. Ramdan Hanapiah mengatakan, oknum pegawai Bank BRI Unit Pasar Ciawi diduga gelapkan uang nasabah sebesar Rp 2 (dua) miliar.
lebih lanjut Ramdan menjelaskan bahwa oknum pegawai BRI ini melakukan penipuan terencana dengan mencari nasabah untuk mencairkan KUR menggunakan identitas palsu.
Nasabah yang digunakan bukanlah penduduk asli desa tersebut. Oknum tersebut juga melengkapi dokumen pencairan dengan Surat Keterangan Usaha (SKU) palsu.
Bahkan, menurut Ramdan,oknum tersebut menggunakan foto tempat usaha milik orang lain untuk mengelabui pihak bank.
Setelah dana KUR cair, uang yang seharusnya diberikan kepada nasabah tidak pernah diserahkan. Sebaliknya, oknum pegawai BRI tersebut mengambil alih dana tersebut dengan alasan akan diinvestasikan.
Kata Ramdan, Oknum tersebut menjanjikan bahwa setoran pinjaman akan dibayarkan dari hasil investasi, dan nasabah juga dijanjikan akan menerima penghasilan bulanan dari investasi tersebut. Namun, kenyataannya uang itu diduga kuat digunakan untuk kepentingan pribadi sang oknum.
Sementara itu, Ketua LPM Kabupaten Dedin Dedi Supriadi mengungkapkan kekecewaannya terhadap lemahnya pengawasan bank pemerintah BRI unit Ciawi dalam mengelola dana KUR yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Kata Dedi, puluhan warga menjadi korban penipuan ini, dan ada kemungkinan warga di kecamatan lain juga menjadi korban.
Baca juga: Tiga Pemuda Diduga Menggasak Uang Kotak Amal Diamankan Tim Puma Satreskrim Polres Sumbawa Barat
“Ini ada kedzoliman dan ada rekayasa administrasi sehingga warga menjadi korban akibat program KUR giktif,” ujarnya.(*)