Sumbawa Barat Obormerahnews.com-PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) merupakan salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, menyadari pentingnya mendukung pertumbuhan sektor pariwisata untuk menopang ekonomi lokal yang dapat memberikan peluang bagi masyarakat di luar sektor tambang. Selain dari pada pengembangan destinasi wisata yang menganut pembangunan berkelanjutan, maka pariwisata berkelanjutan diharapkan juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru yang harus didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki 10 kota/kabupaten yang menyebar di dua pulau yaitu pulau lombok dan pulau sumbawa, dan diantaranya Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) merupakan pulau yang dikelilingi laut memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata, khususnya wisata pantai, olahraga air, ekowisata dan petualangan alam yang juga didukung oleh kekayaan budaya.
Senior Manager Social Impact AMMAN, Aji Suryanto menjelaskan, masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat mulai menyadari bahwa pariwisata dapat menjadi prioritas utama yang berpotensi memberikan penghidupan menjanjikan di masa depan. Kabupaten Sumbawa Barat semakin dikenal sebagai salah satu tempat selancar terbaik di dunia (premium surfing spot).
Kalangan peselancar internasional menganggap Kabupaten Sumbawa Barat sebagai “hidden gem” yang memiliki banyak pantai indah dan ombak terbaik untuk surfing sepanjang tahun, pariwisata mulai tumbuh karena datangnya wisatawan untuk berlibur, menikmati pantai dan berselancar.
“Peselancar lokal KSB juga banyak bermunculan. Namun, komunitas pariwisata dan peselancar lokal belum dapat memanfaatkan peluang ini dengan maksimal,” jelas Aji pada Kamis (12/12/2024) di Tropical Hotel Kecamatan Sekongkang.
Lanjut Aji Suryanto, di bawah Pilar Sustainable Tourism yang merupakan salah satu inisiatif Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), AMMAN menjalankan Blue Program untuk salah satunya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal dalam olahraga air, khususnya selancar. Sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui pelatihan dalam mengelola usaha pariwisata dan pentingnya melestarikan pantai dan laut.
Ia mengatakan, pelatihan ini berkolaborasi dengan Asian Surf Cooperative (ASC), Rip Curl School of Surf dan Rizal Tanjung (atlet nasional olahraga selancar).
“AMMAN menjalankan program pelatihan instruktur selancar bagi peselancar KSB. Pelatihan komprehensif yang dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis dan pengetahuan modul yang diperlukan untuk menjadi instruktur selancar bersertifikat,” tandasnya.
Aji memaparkan ini merupakan program perpaduan teori, latihan/praktek di air, dan sesi mengajar langsung ke siswa. Program ini juga dilengkapi dengan pelatihan penjaga pantai yang diberikan oleh Balawista (Badan Penyelamat Wisata Tirta) Bali, difokuskan pada keterampilan penyelamatan jiwa (rescue) dan pemberian pertolongan pertama. Dua pelatihan terpisah ini menjadi satu kesatuan untuk mendukung terciptanya ekosistem selancar yang aman dan kondusif di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Pada akhir pelatihan, peserta akan mendapatkan Sertifikasi ISA Surf Level 1, sebuah entry-level untuk menjadi instruktur selancar bersertifikat, pelatih, dan peselancar ahli. Sertifikasi ini menggunakan kurikulum dan kualifikasi yang ditetapkan oleh International Surfing Association (ISA), sebagai badan internasional yang memiliki otoritas untuk mengatur olahraga selancar, para selancar, dan semua aktivitas yang berkaitan dengan ombak, pada pelatihan yang diimplementasi oleh AMMAN, peserta hanya akan mendapatkan sertifikat ISA jika sudah ikut serta dalam pelatihan surf rescue,” terangnya.
Masih dikatakan oleh Aji, pelatihan instruktur selancar dilakukan pertama kali di tahun 2023 untuk 19 peselancar. Para peselancar ini sekarang menyediakan kursus untuk mengajarkan wisatawan cara berselancar di ombak Sumbawa Barat. Perwakilan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) di KSB melaporkan bahwa sejak intervensi, pendapatan untuk peselancar lokal telah meningkat sebesar 20-30%. Para murid adalah wisatawan yang berlibur dan berasal dari Eropa, Amerika, Australia dan Jepang.
“Pelatihan kedua akan dilakukan selama 5 hari (10-14 Desember 2024) untuk 20 peserta. Hari pertama dan kedua mempelajari teori tentang tanggung jawab pada lingkungan, etika berselancar, identifikasi bahaya, situasi darurat, analisis lokasi surfing dan menyusun surf lesson plan (rencana belajar untuk siswa). Hari ketiga akan berlatih di kolam renang untuk belajar penanganan papan surfing, mendayung dengan tangan dan memberikan instruksi dan praktek mengajar siswa,” ungkapnya.
Hari ke empat berlatih di kolam renang, pantai dan laut untuk memperbaiki praktek mengajar yang dilakukan pada pelatihan hari ketiga dan identifikasi bahaya karang. Hari kelima akan berlatih bersama sukarelawan yang menjadi siswa untuk mengajar selancar di pantai dan laut dan mempraktikkan keterampilan mengajar yang sesuai kualifikasi ISA.
Aji Suryanto menegaskan, dengan meningkatkan kapasitas mengajar para peselancar lokal, AMMAN berharap dapat menciptakan ekosistem selancar yang kondusif untuk meningkatkan pendapatan industri pariwisata, dan khususnya memastikan aspek keselamatan dan pertolongan pertama,” pungkasnya.(DND)**