Model Peternakan terpadu ini mencakup berbagai sektor, seperti Peternakan Sapi, Kambing, Ayam Pedaging, Bebek, dan Puyuh, dengan pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik. “Kami berharap Masyarakat dapat Mandiri dalam penyediaan pakan ternak dan menciptakan siklus ekonomi yang saling dan menguntungkan,” tambahnya.
Aino juga “menyoroti, peluang besar pasar hasil Peternakan yang mampu memenuhi permintaan tinggi di wilayah Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Untuk iti, UGM dan mitranya siap mendukung melalui penyediaan bibit unggul, pelatihan, dan fasilitas rumah potong hewan bersertifikasi halal”.
Aino juga mengatakan “Semoga Desa Kujangsari ke depan bisa menjadi proyek percontohan pengembangan peternakan berbasis teknologi dan lingkungan, sekaligus menciptakan lapangan kerja bagi anak muda di desa,” ujarnya.
Kepala Desa Kujangsari, Mujahid, S.Ag, saat ditemui awak media setelah selesai acara menyampaikan “rasa dan syukurnya atas dukungan dari berbagai pihak. Program ini diharapkan mulai berjalan pada tahun 2025 dan menjadi langkah yang nyata untuk ketahanan pangan di Desa,” ujarnya.
Desa Kujangsari juga berencana membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) guna mendukung konsep wisata edukasi berbasis Peternakan.