Sumbawa Barat Obormerahnews.com– PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, bersama PT Duta Maggot Lombok beserta Pemerintah Desa dan masyarakat Desa Sekongkang Atas berkolaborasi dalam program budidaya maggot. Kegiatan ini bertempat di Desa Sekongkang Atas Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), pada Sabtu 29 Juni 2024.
Baca juga: Seksi Kedokteran Kesehatan Polres Sumbawa Barat gandeng BPJS Sosialisasi Aplikasi mobile JKN
Aji Suryanto, Senior Manager Social Impact AMMAN menyampaikan bahwa tujuan dari program ini untuk memperkenalkan pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot dapat memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan perekonomian penerima manfaat.
Lanjut Aji, program pengelolaan dan pengolahan sampah organik melalui budidaya maggot adalah salah satu program utama yang dijalankan di bawah pilar Economic Empowerment, salah satu pilar di bawah Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) AMMAN untuk memberdayakan komunitas desa, agar mampu swadaya dalam menjaga lingkungan dan mendukung masyarakat mendapat tambahan penghasilan dari memilah, mengelola dan mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi.
“Kenapa kami pilih Desa Sekongkang Atas, karena Desa Sekongkang Atas ada kesanggupan untuk berkolaborasi dan bekerja sama, juga persyaratan yang kami minta, desa ini bisa melengkapinya, salah satunya lahan desa untuk tempat budidaya maggot,” terangnya.
Aji menambahkan, sampah menjadi isu dan tantangan di KSB. Untuk itu, AMMAN dengan Pemerintah Daerah KSB melakukan perjanjian salah satunya tentang pengelolaan sampah.
Program ini mendukung program Pemerintah Daerah KSB sesuai dengan Nota Kesepakatan tentang pengelolaan sampah untuk mendorong pengembangan dan implementasi sistem pengelolaan sampah berkelanjutan.
Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup, KSB menghasilkan 60 ton sampah dan hanya 30 ton yang bisa di tampung Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di program ini, sampah organik tidak langsung dibuang, tapi dilakukan pengelolaan dulu, dan sampah yang bisa dikelola seminggu hitungannya sekitar 1 ton sampah organik, jadi dalam 1 bulan bisa mencapai 4 ton.
“Semoga ini menjadi program yang inovatif dan bisa direfleksikan di program-program sosial lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Arifudin Nurrahmatullah S.Tr.P Direktur PT Duta Maggot Lombok sebagai mitra pelaksana program menyampaikan bagaimana Pengolahan sampah Organik Sistem Budidaya Maggot BSF. “Yang pertama masyarakat diharuskan untuk memilah sampah organik dari rumah, kemudian sampah organik yang terpilah akan ditampung pada ember yang di sebar ke masing-masing rumah, selanjutnya sampah organik akan diambil oleh petugas sampah untuk selanjutnya diolah,” terang Arifudin.
Ia memaparkan, di sini juga ada namanya menabung sampah yang mana sampah organik dapur yang diambil dari masyarakat akan ditimbang dan dicatat. Hasil timbangan sampah organik akan menjadi keuntungan atau profit. Hasil tabungan sampah akan menjadi poin yang dapat ditukarkan sesuai dengan nilai poin yang didapat. Dan nanti di akhir ada hadiah penukaran poin antaranya adalah pulsa listrik dan sembako.
Lebih jauh Arifudin menjelaskan terkait pemanfaatan sampah organik, bahwa sampah organik dapur dari masyarakat akan dimanfaatkan sebagai pakan ulat maggot BSF. Maggot BSF yang dihasilkan dari sampah organik akan dikeringkan dengan mesin pengering. Lalu Maggot BSF yang kering akan dijual sebagai pakan ternak ayam, bebek, ikan dan burung.
Arifudin menerangkan juga kapasitas produksi dari penyerapan sampah. “Farm budidaya maggot memiliki luas dengan panjang 21m x 9m. Bangunan tersebut maksimal bisa menampung 15.000 kg sampah. Angka tersebut dapat menghasilkan 3.000 kg fresh maggot, dan dari 3.000 kg fresh maggot bisa menghasilkan 1.000 kg dried maggot. Sedangkan pupuk organik yang dihasilkan dari kotoran maggot sebesar 5.000 kg per bulan. Fresh maggot, dried maggot dan kotoran maggot semuanya memiliki nilai ekonomi,” ungkapnya.
Di hadapan awak media, Kepala Desa Sekongkang Atas Jayadi SH,MH sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berterima kasih sudah memilih Desa Sekongkang Atas untuk lokasi program ini.
“Saat AMMAN menawarkan kegiatan ini, kami Pemerintah Desa Sekongkang Atas langsung mengiyakan karena persyaratan yang diminta pihak mereka kami sudah ada,” tegasnya.
“Saya selaku Kepala Desa Sekongkang Atas bersama masyarakat berkomitmen bagaimana agar bisa memanfaatkan program ini dengan sebaik baiknya dengan target yaitu, pengelolaan sampah organik, kemudian dengan program ini bisa untuk pakan ternak dan yang lebih utama bisa menyejahterakan masyarakat, karena di Desa Sekongkang Atas banyak sekali ternak tapi kendalanya di masalah pakannya,” ujar Jayadi.
Jayadi juga menambahkan, Insya Allah ke depannya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), agar budidaya maggot ini bisa berlangsung jangka panjang dan berkelanjutan.
Baca juga: Bantah Pecah Kongsi dengan Wabup, Bupati Pangandaran: di Pemerintahan Kita Masih Kompak
Di acara tersebut, tiga orang warga yaitu Ibu Rimba, Ibu Aisyah dan Ibu Sebalan sempat memberikan respons positif dengan adanya program ini, seperti yang diungkapkan mereka. “Selain bisa menjadikan bersih lingkungan, juga mendatangkan rejeki buat kami,” kata ibu Sebalan warga Desa Sekongkang Atas.(DND)**